Mengenai Cahaya Lampu Saat Tidur
Berbagai macam Kekhawatiran semakin berkembang karena paparan cahaya buatan yang terus-menerus bisa
mengganggu kesehatan juga ritme kerja tubuh. Cahaya buatan mempengaruhi
produksi melatonin - hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pineal di otak.
Cahaya buatan
yang dihasilkan dari lampu, layar komputer bahkan smartphone telah mengubah
bagaimana manusia lebih lama terjaga di malam hari. Karena hal ini, semakin
banyak aktivitas yang dilakukan manusia di malam hari.
Seperti
dilansir Daily Mail, melatonin memicu perasaan kantuk dan dilepaskan ketika
hari gelap, dengan tingkat rasa kantuk memuncak sekitar pukul 02.00 dini hari.
Namun, karena
cahaya buatan yang selalu bersinar di waktu tidur, hal ini, menekan produksi
melatonin. Jadi, mungkin akan menunda tidur dan mempengaruhi jam tubuh.
Profesor Jim
Horne, mantan kepala penelitian tidur di Loughborough University mengungkapkan,
beberapa orang sangat sensitif terhadap cahaya buatan.
Dan perlu
diketahui, bahaya cahaya buatan di malam hari pada akhirnya menyebabkan
seseorang menderita kurang tidur hingga berefek pada masalah kesehatan serius.
Berulang kali
waktu tidur rusak karena cahaya buatan, hal ini pun ditemukan bisa meningkatkan
risiko serangan jantung hingga 50 persen dan stroke sebesar 15 persen. Bukan
hanya ini efek buruknya, masih banyak lagi efek buruk lainnya. Apa sajakah itu?
Bikin gemuk
Para ilmuwan
di Northwestern University di Chicago baru-baru ini menemukan paparan cahaya
dari komputer atau smartphone di malam hari bisa menyebabkan penambahan berat
badan. Bahkan, ketika Anda melakukan pengisian baterai ponsel di samping tempat
tidur, bisa memiliki efek buruk untuk kesehatan.
Para ilmuwan
menemukan, paparan cahaya yang terus-menerus bisa meningkatkan rasa lapar yang
bisa bertahan beberapa jam. Hal ini menyebabkan seseorang melakukan aktivitas
makan di malam hari.
Salah satu
alasan mungkin bahwa laptop dan ponsel cenderung memancarkan cahaya yang lebih
biru --jenis cahaya yang biasanya bertindak sebagai wake-up call untuk otak dan
mengatakan jam tubuh sudah waktunya untuk bangun.
Studi pun
menemukan, mereka yang terkena cahaya biru dari ponsel ataupun laptop selama
tiga jam di malam hari merangsang nafsu makan. Kondisi ini terjadi karena
cahaya biru menipu jam tubuh ke dalam pemikiran, sehingga ada perintah untuk
menambah energi dengan makanan.
"Sejumlah
kecil cahaya biru tidak mungkin berpengaruh banyak pada tidur atau kesehatan,"
kata Profesor Horne. "Tapi, otak lebih sensitif terhadap cahaya biru
dibanding warna lain dan itu tidak cenderung mempengaruhi jam tubuh lebih dari
warna cahaya lain."
Meningkatkan
risiko kanker
Kadang-kadang
menggunakan perangkat elektronik larut malam tidak menyebabkan kerusakan apa
pun. Tapi, paparan berulang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Sebuah
laporan baru-baru ini di European Journal of Cancer Prevention mengungkap temuan
dari para ilmuwan yang menganalisis 16 studi tentang paparan cahaya di malam
hari.
Para
peneliti, dari sebuah universitas di China, menemukan bahwa paparan berulang
cahaya --sebagian besar studi melibatkan pekerja malam-- meningkatkan risiko
kanker payudara pada wanita sebesar 17 persen.
Tapi, efek
ini hanya terjadi akibat pengaruh cahaya buatan dari ponsel atau laptop.
Pencahayaan yang menerangi area yang lebih luas, seperti lampu di samping
tempat tidur, tampaknya tidak secara signifikan meningkatkan risiko.
Membuat
anak-anak lebih cemas
Penelitian
yang dilakukan pada hewan juga menunjukkan paparan cahaya buatan di malam hari
bisa membuat anak-anak lebih cemas. Sebuah studi dalam jurnal Physiology dan
Perilaku menemukan bayi tikus terkena cahaya di malam hari dari usia muda
menunjukkan tanda-tanda lebih stres dan perilaku cemas dibandingkan mereka yang
tidur dalam kondisi gelap. Hal ini diprediksi terjadi akibat kadar hormon stres
seperti kortisol yang meningkat.
Meningkatkan
risiko diabetes tipe 2
Cahaya buatan
dari ponsel atau tablet yang diletakkan
di tempat tidur mungkin bukan satu-satunya masalah. Beberapa studi menunjukkan
lampu di bagian lain dari rumah justru bisa menyebabkan risiko diabetes tipe 2.
Penelitian di
jurnal Kronobiologi International menemukan orang tua lebih mungkin untuk
mengembangkan diabetes jika mereka duduk di bawah lampu terang selama empat jam
sebelum mereka pergi tidur, daripada yang redup.
Ilmuwan
Jepang juga mengamati 513 pria dan
wanita berusia 70-an dan menemukan terang lampu, semakin menurunkan tingkat
melatonin.
Saat mereka
memeriksa adanya diabetes tipe 2, para ilmuwan juga menemukan bahwa seseorang yang terkena lampu terang di
malam hari, 50 persen lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit ini. Hal ini
mungkin terjadi karena jam tubuh juga memiliki peran dalam mengontrol kadar
gula darah. (MF)
0 komentar: